Kamis, 29 Agustus 2019

Riview Konten Rumahbelajar.id


Tugas Riview Konten/Artikel rumahbelajar.id
Septian Nugraha, M.Pd
(MTsN 3 Subang dan Instruktur VCI 101 JABAR 4 KELOMPOK F)

KONTEN 1:
 “Landscaping” sebagai Project Based Learning: Membuat Taman Seni Sekolah sebagai Pembelajaran Kontekstual dan Media Pembelajaran Terpadu di SMPN 13 Kota Sukabumi

Hasil Riview
SMPN 13 Kota Sukabumi merupakan sekolah seni yang kondisi tanah dan airnya cukup baik untuk bercocok tanam namun hanya kurang dari 10% lahan yang bisa ditanam sehingga perlu direvitalisasi. Landscaping (Penataan lahan) di SMPN 13 Kota Sukabumi bertujuan untuk membuat taman yang mendukung sekolah seni, memanfaatkan taman/kebun sekolah menjadi sumber belajar siswa, membiasakan siswa dan komunitas sekolah untuk mencintai lingkungan, dan melatih siswa untuk memiliki kesabaran, kemandirian, kerja keras dan mampu bekerja sama dalam tim.
Keberadaan taman sekolah merupakan upaya melestarikan dan melindungi alam. Sekolah merupakan tempat untuk menanamkan kesadaran dan kebutuhan untuk melestarikan sumber daya alam. Upaya yang dilakukan SMPN 13 Kota Sukabumi yaitu dengan pembuatan taman seni. Manfaat dari taman yang dibuat diantaranya: (1) Pembangunan karakter siswa. Taman/kebun sekolah dapat melatih siswa untuk memiliki sikap mencintai ciptaan Allah, disiplin, kerjasama, kejujuran, terampil, bertanggung jawab, cinta lingkungan dan lain-lain; (2) Pembelajaran kontekstual. Taman/kebun sekolah menjadi pusat kegiatan di luar kelas dan menjadi sumber belajar yang nyata untuk beberapa mata pelajaran; dan (3) Taman/kebun sekolah menjadi bermanfaat untuk meningkatkan gizi siswa dan sesuai kebutuhan sebagai Sekolah Seni.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penataan taman SMPN 13 Kota Sukabumi diantaranya: (1) membuat taman vertikal; (2) memberikan pengetahuan dasar tentang berkebun kepada siswa; (3) praktek membuat hidroponik sederhana; (4) Hiasi / mewarnai pot atau media keras lainnya; (5) membuat taman mini dengan pot gantung; (6) engatur tanaman menurut taksonominya; dan (7) perawatan taman.
Dalam pelaksanaan penataan taman terdapat kendala yaitu sekolah sedang menjalani renovasi di beberapa bagian, seperti: pagar depan sekolah, beberapa ruang kelas, dan gerbang utama. Untuk mengatasi keterbatasan penanaman lahan, taman vertikal dibuat di tanah yang berada di sisi kanan dan kiri panggung terbuka. Penataan juga melibatkan beberapa guru agar taman sekolah agar taman sekolah dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan mengimplementasikan hasil pembelajaran.
Adapun produk yang dihasilkan melalui penataan taman tersebut adalah: (1) Botol plastik hasil kerajinan belajar dimanfaatkan sebagai pot gantung yang akan digunakan untuk membuat taman mini di dalam depan kelas; (2) Lukisan nyiru bertuliskan huruf yang membentuk kata-kata SMPN 13 SUKABUMI; (3) Siswa diperkenalkan dengan langkah-langkah pertanian hidroponik, dari pembibitan, penanaman, perawatan, dan panen sehingga dapat menghasilkan sayuran dan buah-buahan; (4) Siswa mendapatkan pengetahuan tentang teori kapiler pada sistem hidroponik sederhana yang mereka buat dari pot botol plastik bekas; (5) Siswa diajak untuk dapat mengklasifikasikan jenis tanaman yang ada dan mengatur mereka di sekitar halaman sekolah; dan (6) semua taman sekolah mendukung karya siswa.
Masalah yang harus dipertimbangkan secara hati-hati sehingga taman sekolah dapat keberlanjutan yaitu: (1) konsistensi sekolah untuk menjaga kebun sekolah sebagai sebuah program yang harus selalu mendapat perhatian; (2) komitmen semua anggota sekolah untuk menjaga dan memelihara kebun sekolah; (3) pelatihan yang berkesinambungan bagi siswa, dan program pembiasaan siswa; dan (4) sekolah memiliki setidaknya satu penjaga sekolah yang siap untuk mengurus sekolah taman, terutama selama liburan sekolah.

Tanggapan Penulis
Kegiatan penataan taman yang dilakukan SMPN 13 Kota Sukabumi patut diapresiasi. Upaya yang dilakukan terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah akan berdampak positif pada akademik. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Nulhakim dan Maulida (2015) yang menyatakan terdapat pengaruh pemanfaatan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di SMP Negeri 2 Cikande. Hal senada juga diungkapkan oleh Khanifah, et. al. (2012) bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui penemuan dan pengalaman secara langsung terhadap obyek dan fenomena biologi, serta menjadikan pembelajaran lebih menarik dan  menyenangkan.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat mengeluarkan potensi dan minat yang dimiliki untuk berkontribusi langsung terhadap kemajuan sekolah. Selain itu dengan adanya taman sebagai media pembelajaran terpadu, memudahkan guru untuk mendesain pembelajaran kontekstual karena lingkungan merupakan media yang tepat untuk memfasilitasi siswa belajar. Penataan taman sekolah bukan hanya menguntungkan secara akademik, melainkan aspek pembentukan karakter siswa juga dapat difasilitasi diantaranya mencintai ciptaan Allah, disiplin, kerjasama, kejujuran, terampil, bertanggung jawab, dan cinta lingkungan dapat dilatih.


KONTEN 2:
Aflatoksin: Karsinogen Tersembunyi Pada Bahan Pangan dan Pakan

Hasil Riview
Aflatoksin (Aspergillus flavus toksin) merupakan metabolit sekunder (senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan biokatifitas dan digunakan sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkunga) bersifat racun bagi manusia dan hewan yang dapat dihasilkan jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang banyak dijumpai pada tanah, dan mampu bertahan selama proses pascapanen hingga penyimpanan.
Aflatoksin dijumpai pada hasil pertanian yang tidak dikelola dengan baik seperti kacang tanah, jagung, kakao, dan pala. Kontaminasi aflatoksin bersifat karsinogenik (zat yang menyebabkan penyakit kanker), menurunkan kekebalan tubuh, dan anti nutrisi pada hewan maupun manusia.
Pencegahan kontaminasi aflatoksin yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan pembersihan lahan, menggunakan benih yang tahan serangan hama, pengairan dan pemupukan, panen dengan cukup umur serta penanganan pasca panen yang baik. Sedangkan pedagang dapat melakukan antisipasi dengan menggunakan kemasan yang bersih, tempat penyimpanan yang bersih dan cukup cahaya maupun ventilasi udara. Adapun konsumen dapat mencegah aflatoksin dengan membuang biji yang buruk dan hanya mengolah biji yang baik. Ciri biji yang buruk seperti keriput, pecah, terbelah, berjamur, dan berlubang.

Tanggapan Penulis
            Zat aflatoksin banyak dijumpai oleh kita dalam kehidupan sehari-hari terutama berkaitan dengan pangan yang kita konsumsi memiliki sifat tidak terurai oleh panas sehingga kita perlu berhati-hati dan teliti dalam memilih serta mengolah bahan pangan yang dikonsumsi. Penulis sendiri memiliki pengalaman mengonsumsi kacang tanah yang direbus atau kering juga pada saat mengonsumsi jagung. Terdapat kacang maupun jagung yang dikonsumsi berbentuk buruk dan berasa pahit pada saat dimakan.
Kita harus waspada pada Aflatoksin karena selain terdapat pada kacang kacangan (seperti kacang tanah, jagung, beras, kedelai, gandum, rempah-rempah dan sebagainya) Aflatoksin juga terdapat pada daging dagingan dan produk olahannya (daging ayam, sapi, babi serta susu). Aflatoksin dapat hadir secara alamiah di alam maupun karena proses penyimpanan yang kurang baik. Untuk dapat menghindari diri dari Aflatoksin kita harus selektif dalam memilih bahan makanan yang akan kita konsumsi, diantaranya kita harus melihat kondisi bahan pangan yang akan kita olah, jangan pilih kondisi bahan pangan yang sudah berjamur atau telah berubah warna serta rasa karena ada potensi toksin yang dihasilkan. Kemudian jangan lupa simpan bahan pangan pada kulkas untuk mencegah pertumbuhan jamur pada bahan pangan dan belilah bahan pangan pada sumber yang terpercaya.

 Hasil Riview menggunakan Metode Speech To Text dan Text To Speech dapat dilihat pada laman youtube berikut:

Tidak ada komentar:

VIRTUAL COORDINATOR TRAINING (VCT BATCH 6) WILAYAH JAWA BARAT

PENDAFTARAN VIRTUAL COORDINATOR TRAINING (VCT BATCH 6)  WILAYAH JAWA BARAT Oleh: Septian Nugraha Virtual Coordinator Training (V...